TEMANGGUNGZONE - Tidak adanya generasi penerus, keterbatasan sarana prasarana, keterbatan kreatifitas, dan pergeseran minat masyarakat menyebabkan sejumlah kesenian tradisional di Kabupaten Temanggung punah.

Kabid Kebudayaan, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Temanggung, Didik Nuryanto, Minggu (17/7) mengatakan beberapa kesenian yang telah hilang antara lain "ande-ande lumut", yaitu sebuah teater terdisional dengan cerita Panji Asmorobangun.

"Kesenian tersebut semula berkembang di daerah Gemawang, Kranggan, dan Pringsurat. Namun kini tidak ada lagi generasi yang meneruskannya," katanya.

Dikatakan kesenian tradisional lain yang punah adalah tawinan (tarian), bojrosanti (musik), ninicowong (tarian), dan lakatan (teater tradsional). "Kesenian lakatan dengan cerita menak, berkembang di Kandangan. Kesenian ini pernah direkonstruksi dan dipentaskan tahun 2007," katanya.

Dikemukakan berdasar inventarisasi di Temanggung tercatat ada 72 jenis seni pertunjukan, yang terdiri atas 1.637 grup kesenian. Dari sejumlah grup kesenian tersebut 70 persen di antaranya merupakan kelompok kesenian kuda lumping.

Dikatakan, Disbudparpora Kabupaten Temanggung terus berusaha melakukan pembinaan terhadap keberadaan grup kesenian tersebut, salah satunya mengikutkan grup kesenian tersebut tampil pada suatu kegiatan baik regional maupun nasional.

"Dalam waktu dekat kesenian kuda lumping dari Kandangan akan tampil dalam Hari Jadi Kabupaten Kendal pada 17 September 2016 dan kuda lumping dari Tretep akan tampil di Taman Mini Indonesia Indah," katanya.

Didik mengatakan pemerintah telah pula melaksanakan program revitalisasi berupa penelitian dan rekonstruksi pada kesenian yang hampir punah. Langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan dalam bentuk rekaman suara dan gambar gerak, agar kedepan dapat ditularkan pada generasi penerus.

Source : krjogja.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
temanggungzone © 2016. All Rights Reserved.
Top